Guna mengantisipsi penyebaran hoax, berita bohong, ujaran kebencian, dan konten berbau SARA, Pemkab Wonogiri menggelar Sosialisasi Literasi Digital. Kegiatan yang diinisiasi Dinas Kominfo Kabupaten Wonogiri ini mengangkat tema “Penginderaan Hoax Jelang Pemilu 2024”.
Kepala Bidang Statistik, Informasi, dan Komunikasi Publik Dinas Kominfo Wonogiri, Broto Susilo mengatakan bahwa menjelang Pemilu 2024, para insan media akan disibukkan dengan berbagai pemberitaan Pemilu. Tak disangkal, isu-isu negatif, konten hoax, dan hate speech–berkaca pada Pemilu tahun 2019–juga akan menyeruak. Sementara, tingkat literasi digital masyarakat Indonesia masih cukup rendah.
“Karenanya, kami rasa menjadi sangat penting menggelar Sosialisasi Literasi Digital ini bagi para insan media, pengelola akun media sosial komersil, dan unsur-unsur yang terlibat dalam Pemilu seperti KPU dan Bawaslu,” ujar Broto.
Broto menyampaikan, tujuan digelarnya acara ini adalah untuk meningkatkan kepekaan para konten kreator dan insan media dalam menyebarluaskan berita pemilu, sehingga dapat menekan dan meminimalkan konten, tulisan, atau berita bernada SARA, bohong, dan negatif terkait Pemilu.
“Lebih jauh, tentunya untuk menjaga kondusivitas Kabupaten Wonogiri dalam menyongsong perhelatan besar pemilihan anggota legislatif, presiden, dan kepala daerah yang dilaksanakan serentak di tahun 2024 mendatang,” terang Broto.
Kegiatan yang digelar di Graha Personalia BKD Wonogiri, Jumat (27/10/2023) ini dihadiri oleh 50 orang peserta yang berasal dari kalangan media partner Pemkab Wonogiri, Imapres, Akademisi, KPU, Bawaslu, dan unsur-unsur lainnya.
Erwina Tri dan Guntur Wahyu yang merupakan relawan dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Soloraya ditunjuk menjadi narasumber untuk menyampaikan dua materi, yakni Penginderaan Hoax Jelang Pemilu dan Jeli Memeriksa Fakta Sebelum Bicara.
Dalam paparannya, Guntur menjelaskan bahwa hoax merupakan informasi, kabar, berita yang palsu atau bohong. Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) hoax diartikan sebagai berita yang bohong.
“Hoax yaitu informasi yang dibuat-buat atau direkayasa untuk menutupi informasi yang sebenarnya. Dengan kata lain, hoax diartikan sebagai upaya pemutarbalikan fakta menggunakan informasi yang seolah-olah meyakinkan akan tetapi tidak dapat diverifikasi kebenarannya. Tujuan dari hoax adalah membuat masyarakat merasa tidak aman, tidak nyaman, dan kebingungan,” ungkapnya.
Sementara Erwina menambahkan, bahwa seiring perkembangan teknologi Informasi yang semakin pesat, penyebaran hoax pun menjadi sangat mudah, terutama di kalangan pengguna media sosial (medsos).
Salah satu penyebab tingginya penyebaran hoax di Indonesia adalah karena kecakapan literasi digital masyarakat yang masih cukup rendah.
“Sebagian besar dari masyarakat masih enggan berpikir kritis dan kurang memperoleh literasi digital. Di sisi lain, ada indikasi sikap kurang percaya kepada pemerintah, berikut belum pandainya masyarakat memilih dan memilah sumber informasi mana yang akurat dan yang abal-abal,” ujarnya.
Erwina membagikan tips dan trik bagaimana cara membedakan berita benar dan berita hoax, baik dari analisis kesesuaian judul dengan isi berita, sumber/alamat situs internet, identitas penulis, dan media partner yang menyediakan aplikasi atau jasa cek berita bohong/hoax.
Penulis : SIKP_kominfowng